2/29/2016

Historiografi

     Halo kawan ..... Tidak terasa ya hampir empat tahun saya di Yogyakarta. Hehehe :D  curhat dikit :)
Kalian tau gak sih apa itu historiografi? istilah ini ada di mata kuliah saya. Waktu pertama kali mendengarnya muncul rasa penasaran. Diktat pun dibuka tapi tetap aja mungkin kapasitas otak yang tidak memadai. Niatnya sih mau curi start. hehehe.
    Setelah mendapatkan mata kuliah ini aku baru manggut-manggut paham. hehehe :D
Jadi kata ini di dapat dari gabungan  historio dan grafi. Maksudnya? historio adalah sejarah dan grafi berarti penulisan. Gabungan kata ini memiliki makna penulisan sejarah atau lebih simpelnya adalah sebuah rekontruksi sejarah( menceritakan kembali). Dalam historiografi membutuhkan keilmiahan. Mengapa? Karena syarat dari ilmu adalah ilmiah.
   Historiografi mempunyai fase-fase mulai dari Herodotus sampai dengan Djoko Suryo. Dalam hal ini, banyak anak sejarah menanyakan zaman Herodotus apakah bisa disebut ilmiah sedangkan masih ada hal-hal yang tidak rasional? Sejarah membutuhkan imajinasi. Maksudnya, proses pemahaman akan zaman atau eksplanasi. Kita perlu memahami lukisan keadaan yang sedang diceritakan.
     Selain itu, historiografi memiliki banyak perkembangan. Jika zaman dahulu hanya sebatas politik tapi tidak dengan zaman sekarang. Kita bisa menilik karya Sartono Kartodirjo dalam buku Pemberontakan petani banten" yang merupakan disertasinya. Di dalamnya ia membahas tentang sejarah sosial. Hal lain juga bisa dilihat dari Djpoko Suryo yang membahas sejarah ekonomi.
Dari segi aliran :D, ada dua:
1 Indonesiasentris
2 Eropasentris
Kira-kira apa makna dari dua kata tersebut?
Maksudnya, Indonesia sentris adalah penulisan sejarah yang membahas tentang bangsa Indonesia menjadi pelaku dari sejarah dan memegang peranan penting dalam pengisahan.
Sedangkan Eropa sentris adalah penulisan sejarah yanng pelaku utamanya adalah Barat.
Hal ini terjadi karena masa penjajahan barat sehingga penulisan sejarah didominasi Barat. Keprluan penulisannya pun merupakan pesanan penguasa dan sesuai kepentingannya.

Buat sementara ini dulu ya,, nanti kalo ada pertanyaan silahkan ajukan,, anggap aja ini materi pembuka diskusi. :) Salam Kenal. Rona Amalia

12/23/2014

Tapak tilas sejarah

Masa lalu? Sebuah masa yang dilupakan atau diingat oleh insan. Masa yang penuh dengan ibrah untuk ke depan. Terkadang kita menyepelekan hal-hal di masa lalu. Buktinya? Kita selalu melakukan kesalahan yang sama di masa ini padahal dahulu pun kita sudah pernah melakukannya. Namun, senantiasa di ulang dan terus berulang. Ya, masa lalu identik dengan sejarah. Sejarah yang menurut anggapan orang tidak penting. Namun jika kita telusuri tapak di hidup kita. Kita membutuhkan sejarah. Mengapa? Ambillah contoh riwayat hidup dalam lamaran pekerjaan dan lain-lain. Riwayat hidup mengungkap sejarah kita secara tidak langsung. Coba kita cermati, di dalamnya terlampir nama lengkap, tanggal lahir, data orang tua dan lain-lain. Hal ini tentu jika kita pikirkan lebih dalam tentu terdapat efek sejarah. :D

Sekarang, kita berbicara tentang sifat dari sejarah yang bersifat unik. Unik dalam artian kita mengalami hanya satu kali dalam hidup. Sekalipun  sama, namun pelaku dan tempat berbeda. Rangkaian peristiwa bisa terhubung namun tidak sama persis. Jika kita telisik lebih jauh, keunikan ini tentu menjadi sesuatu yang keren. Dalam kajiannya pun tidak hanya membahas satu aspek saja. Apalagi aspek politik saja. Ya, bisa disebut sejarah konvensional. Namun bisa meliputi sejarah ekonomi, sosial, kebudayaan dan lain-lain. Jadi untuk apa minder jadi orang yang mencintai sejarah? Kalo dalam istilah Bung Karno yaitu Jas Merah. Nah, kalo seorang tokoh besar saja mempunyai slogan tersebut. Sudah sepantasnya kita pun mencintai sejarah. Demi kemajuan diri dan bangsa. Salam Sejarah !


19.07 WIB, Indonesia
Nevandha Az zahra :)


Revisi
HISTORIOGRAFI INDONESIA: SARTONO KARRTODIRJO
Makalah ini disusun guna memenuh tugas Historiografi
DosenPengampu: Herawati









Oleh:
FitraFadhliPrilana 12120007
UswatunChasanah 12120058
Dwi Nanda NurAmalia 12120096

PROGRAM STUDI SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014


PENDAHULUAN
A.    LatarBelakang

Historiografi di Indonesia memiliki beberapa fase perkembangan yaitu tradisional, kolonial dan modern (nasionalisme). Fase tradisional terkenal dengan penulisan untuk raja-raja. Bersifat istana-sentris dan penulisannya merupakan “pesanan dari penguasa. Pada masa ini bisa diibaratkan sejarah milik penguasa atau orang besar. Sedangkan pada fase berikutnya yaitu masa colonial. Pada masa colonial, isi dari historiografinya adalah bangsa Indonesia sebagai objek. Seiring perkembangan zaman dan keilmuan maka datanglah babak baru berupa historiografi fase nasionalisme.
Historiografimasanasionalismemelahirkantokoh-tokohantaralainHuseinDjayadiningratdanSartonoKartodirjo. DalamkaryaHuseinDjayadiningrat, iamembahastentangsejarahBantennamunhistoriografinyamasihbersifatfilologis.SedangkankaryaSartonoKartodirjomempunyaikontribusidaambidangpendekatanilmu social.Salah satukaryaSartonoKartodirjoadalahPemberontakanPetaniBanten 1888.Di dalamnyaterdapataplikasiteoriataupemikirannyadalambentuktulisan.
PemberontakanPetaniBanten 1888 merupakankarya yang memberikansebuah “contoh” historiografidalamwarnabaru.Warnatersebutberupapendekatan, pembatasandaerahdanwaktu, lebih focus, dan lain-lain.Dari unsur-unsuritulah yang membuatpenyusuntertarikuntukmenelusuridanmembahaslebihjauh.
B.     RumusanMasalah
Berdasarkanlatarbelakangdiatasmakapenyusunmengajukanbeberaparumusanmasalahantara lain:
1. BagaimanakahbiografiSartonoKartodirjo?
2.  BagaimanakahbentukhistoriografiSartonoKartodirjodalamkaryaPemberontakan             PetaniBantenTahun 1888?
3. ApakelemahandarihistoriografiSartonoKartodirjo?


PEMBAHASAN

A.    BiografiSartonoKartodirjo
Sartono Kartodirjolahir di Wonogiri padatanggal 15 Februari 1921.Tahun 1956 iamenamatkanstudi di FakultasSastraUniversitas Indonesia. Selanjutnyaiamenamatkanpascasarjanadenganmemperolehgelar M.A dariUniversitas Yale, AmerikaSerikat. Program “doctor” dapatdiraihnya di Universitas Amsterdam (Belanda) denganmendapatpredikat cum laude.Disertasinyaberjudul“The Peasant Revolt of Banten 1888”merupakanbentukaplikasiteorikedalampraktekberbentuktulisan.
Pengalamandalammengajarcukupbanyak, dimulaidaritahun 1957 sebagaistafpengajar di FakultasdanSastraKebudayaanUniversitas Gajah Mada.Tahun 1964 diangkatsebagai Guru BesarSejarahpadaFakultasSastradanKebudayaanUniversitasGadjahMada.Kariernya pun melejit, terbuktipadatahun 1974 diangkatmenjadi Guru BesarLuarBiasadalamSejarahpadaFakultasSastraUniversitas Indonesia.
Dalamorganisasi, iamengikutibeberapaorganisasiantaralain  History Project Southeast Asian Studies Program, MasyarakatSejarah Indonesia, International Association of Historian of Asia dan lain-lain. Hampirseluruhkegiatannyadihabiskandalambidangpenelitiandankegiatanilmiah.Adapunkarya-karya yang diahasilkansebagaiberikutPerkembanganPeradabanPriyayi, Modern Indonesia: Tradition and Transformation, PemberontakanPetaniBanten 1888, dan lain-lain
B.     HistoriografiSartonoKartodirjodalamkaryaPemberontakanPetaniBanten 1888
Dari beberapakarya yang ada,PemberontakanPetaniBanten 1888dijadikansebagaiacuandasardalampembuatanmakalahininamuntidakmenafikanadanyasumber-sumber lain.  Jikaditelusuridalamkaryaini, Sartonomemberikanpendekatan multidimensional padahistoriografi. Pendekataninitidakhanyaterbataspadasejarahsaja.Karenasejarahmembutuhkanilmu social karenakeduanyasalingterhubungdanmemberikankontribusi.[1]
            Selainitu, dalamkaryainimemberikansebuahperspektifbarudalamhistoriografi di Indonesia karena di dalamnyaterdapatpenjelasandanperbandinganreferensigunamembedakankaryanyadengankarya-karyatokoh lain yang  berkaitan. Mungkinjikadirelasikandengansekarangdisebutkajianpustakadalamkaryailmiah.Pembahasantersebutdapatdilihatpada sub baborientasi-orientasihistoris yang ada. Didalamnyaterdapatpembahasantentangkarya-karya yang sudahadasebelumkaryanyaditerbitkandiimbangidengankritiknyaterhadapkarya-karyatersebut.Adanyahal yang berbedadalamhistoriografinyayaitusebuahpengambilansebab-sebab yang terjadisehinggasejarahbersifatmenguraikanbukanhanyasebuahdeskripsiperistiwa.
            Latarbelakangpenulisankaryainiyaitumengawalipenulisansejarah Indonesia tidakhanyamilikpenguasatetapi orang biasa pun mampumenjadipelakusejarah.SehinggaSartonomengangkattemagerakan social yaitupemberontakanpetani. Apabiladalampenulisansejarahresmi yang berpusatpada raja (raja-sentrisme) ataupadaperananpenguasaBelanda( Neerlando-sentrisme) peristiwasejenisitusamasekalitidakdisinggungdanpetanidianggapsebagainon factor. [2]Menurutsejarah colonial padaakhirabad ke-19 terciptalahPaxNeerlandica[3]namunjikadiperhatikanapa yang bergolak di bawahpermukaanituternyataterjadipergolakan yang terusmenerusdimanaterjadipergolakan di daerahpedesaan. GerakanprotespetaniBantendisebabkanadanyaaruskolonialisasi yang masuksepertikebijakan yang mengaturkepemilikantangah.Sehinggaterjadikonflikantara elite tradisionaldengan elite modern.Karena elite tradisionalmampumemobilisasimasyarakattradisional.Hal inidapatdiketahuibahwapenilaianmasyarakattradisionalterhadap colonial yaitunegatif.Makamerekamemilihuntukmelawandanikutpadabaris elite tradisional .
            Dalambukuinidijelaskanbahwapetani yang dimaksudbukanhanyapetani yang mencangkul di sawahnamuntermasuktuantanah. Pemuka-pemuka agama yang berprofesipetani pun menjadipemimpinnya.Jadianggota yang direkrutadalahpetanidanpenggeraknyaadalahtokohmasyarakatatau agama.Jadi, petanitidaktahuatausamar-samarmengertitujuanmerekamemberontak.[4]
C.    KelemahanHistoriografiSartonoKartodirjo.
DalamhistoriografiSartonoKartodirjo, penyusunmenemukankelemahannyayaitupengetahuansejarawantentangpendekatan multidimensional,belumtentu bias dipakaikarenakemampuansejarawantakbisadiambilsecara rata dalamsegikeilmuan.  Sehinggaperlupenguasaanilmu sosiallain untuk menunjang pendekatan tersebut.














PENUTUP
Kesimpulan
SartonoKartodirjolahir di Wonogiripadatanggal 15 Februari 1921.Tahun 1956 iamenamatkanstudi di FakultasSastraUniversitas Indonesia. Selanjutnyaiamenamatkanpascasarjanadenganmemperolehgelar M.A dariUniversitas Yale, AmerikaSerikat. Program “doctor” dapatdiraihnya di Universitas Amsterdam (Belanda) denganmendapatpredikat cum laude.Disertasinyaberjudul“The Peasant Revolt of Banten 1888”merupakanbentukaplikasiteorikedalampraktekberbentuktulisan. Pengalamandalammengajarcukupbanyak, dimulaidaritahun 1957 sebagaistafpengajar di FakultasdanSastraKebudayaanUniversitas Gajah Mada.Tahun 1964 diangkatsebagai Guru BesarSejarahpadaFakultasSastradanKebudayaanUniversitasGadjahMada.Kariernya pun melejit, terbuktipadatahun 1974 diangkatmenjadi Guru BesarLuarBiasadalamSejarahpadaFakultasSastraUniversitas Indonesia.
Historiografi yaitu pendekatan multidimensional. Dalam pendekatan ini menggunakan ilmu sosial. Ilmu tersebut antara lain sosiologi, antropologi, dan lain-lain. Selain itu, pembahasan jauh lebih fokus dengan adanya batasan-batasan  masalah. Selain itu terdapat faktor-faktor terjadinya peristiwa tersebut. Historiografinya bersifat kritis. Karena ia bersifat menguraikan bukan hanya menceritakan.
Dari historiografi yang disebutkan diatas tentu memiliki kekurangan. Kekurangan yang berhasil penyusun temukan yaitu adanya kesulitan dalam pendekatan multidimensional. Karena pendekatan ini membutuhkan pengetahuan yang diperlukan yaitu ilmu sosial.



[1]TediPermadi, PendekatanIlmuSosialDalamMetodologiSejarah ( KaryaSartonoKartodirjo)”, dalamResume Buku, Program StudiBahasadanSastra Indonesia.FakultasPendidikanBahasadanSeni.UniversitasPendidikan Indonesia, hlm 5
[2]SartonoKartodirjo, Kebudayaan Pembangunan dalamPerspektifSejarah. 1994.(GadjahMada University Press:Yogyakarta). Hlm 150
[3]PaxNeerlandicamengacukepadaperiodekekuasaan colonial Belanda di Indonesia dimanaketentramandanketertibanharusditegakkan di seluruh Nusantara; apa yang dinamakanpasifikasi di banyakdaerah di luarJawa (Outer Provinces) ketikaitusudahberakhir. ( SartonoKartodirjo, PemberontakanPetaniBanten 1888, 1984, ( PT. DuniaPustaka Jaya, Jakarta).
[4]SartonoKartodirjo, PemberontakanPetaniBanten ….hlm 14.


Contoh surat permohonan penelitian



KepadaYth,

KepalaJurusan SKI

Assallamualaikum, WarrahmatullahWabarrakatuh
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita bimbingan dan kemudahan kepada kita semua. Amin. Selanjutnya, dalam rangka pemenuhan karya dan tugas pada mata kuliah PENELITIAN ARSIP yang diampu oleh ibu Siti Maimunah, kami yang tertera berserta  NIM di bawah ini :

Siti Fatimah                           (12120050)
Muhammad Afif Ansori       (121200)
Resmiasri                               (12120064)
Muhammad Farid Husni      (121200)
Ilham Nawawi                       (121200)
Mengajukan permohonan untuk melakukan penelitian arsip dan meminta permohonan surat penelitian yang bertempat di Yayasan Panti Asuhan yang akan dilakukan pada :
Hari                :
Tanggal          :
Tempat           :
Atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan terimakasih.Teriring doa, semoga Allah menerima amal baik kita semua. Amin.
Text Box: Yogyakarta, 17 November 2014
Hormat kami,
Wassalammu’alaikumWarrahmatullahWabarakatuh

11/04/2014

Antropologi dan Fase Perkembangannya.

Antropologi terdiri dari kata antropos: Manusia dan Logos: Ilmu pengetahuan. Secara istilah, antropologi berarti Ilmu pengetahuan yang membahas keanekaragaman manusia. Adapun 4 tahapan antropologi yaitu
1. Sebelum tahun 1800
2. Pertengahan abad ke 19
3. Awal abad 20
4. Sesudah tahun 1930
Penjelasannya pada sebelum tahun 1800 didominasi oleh para musafir, missionaris. Awalnya mereka berdakwah. Dan menulis hal-hal yang unik, pada zaman ini mereka disebut antropolog. Fase kedua, pertengahan abad ke 19 fase mengalami perkembangan dimaan sudah ada pemetaan dan persebaran suku bangsa. Fase selanjutnya, obyek kajian masih pada bangsa primitif, hal in  dikarenakan  fungsi antropologi sebagai kolonialisme. Contoh: Snouck Hourge pada rakyat Aceh. Ia mempelajari Islam untuk mencari jawaban yang benar atas permasalahan kolonialisme Belanda. Meskipun pada perkembangannya teori S. Hourge mengalami kegagalan. Dan Fase yang terakhir, obyek kajian lebih bersifat umum. Adanya nasionalisme ,menyebabkan antipati terhadap bangsa kolonial. Sehinggga bangsa primitif mulai berkurang.

5/15/2013

CONTOH MAKALAH RAGAM BAHASA


BAB I 
PENDAHULUAN

A.    Pendahuluan

                   Bahasa Indonesia merupakan bahasa dari bangsa kita yang sudah dipakai oleh bangsa Indonesia sejak dahulu kala sebelum Belanda menjajah Indonesia, namun tidak semua orang menggunakan tata cara atau aturan-aturan yang benar, salah satunyapada penggunaan bahasa Indonesia itu sendiri yang tidak sesuai dengan ejaan dan Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh karena itu pengetahuan tentang ragam bahasa cukup penting untuk mempelajari bahasa Indonesia dan bisa diterapkan dengan baik sehingga identitas kita sebagai warga negara Indonesia tidak akan hilang.
Bahasa Indonesia wajib dipelajari tidak hanya oleh kalangan pelajar dan mahasiswa saja, tetapi semua warga Indonesia wajib mempelajarinya. Dalam bahasa Indonesia ada yang disebut ragam bahasa dimana ragam bahasa yaitu variasi bahasa Indonesia yang digunakannya berbeda-beda. Ada ragam bahasa lisan ada juga ragam bahasa tulisan, namun disini yang lebih ditekankan yaitu ragam bahasa lisan, dikarenakan benyak digunakan oleh kehidupan sehari-hari.

B.     Rumusan Masalah

Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
  1. Pengertian ragam bahasa.
  2. Macam-macam ragam bahasa.
  3. Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan media.
  4. Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan cara pandang penutur.
  5. Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan topik pembicaraan
C .Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang ragam bahasa Indonesia dan macam-macam ragam bahasa Indonesia ditinjau dari media atau sarana yang akan menghasilkan bahasa. Dan memenuhi tugas bahasa Indonesia.

D.Manfaat
Manfaat dibuat makalah ini adalah:
1.      Mahasiswa dapat mengerti apa yang dimaksud ragam bahasa.
2.      Mengetahui macam-macam ragam bahasa yang sering digunakan.
3.      Penggunaan ragam bahasa.
4.      Contoh-contoh ragam bahasa.










BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Ragam Bahasa
Ragam bahasa adalah  variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Ragam bahasa ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, yang terdiri dari :
Ragam bahasa lisan.
Ragam bahasa tulisan.
            Bahasa yang di hasilkan menggunakan alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur dasar dinamakan ragam bahasa lisan sedangkan bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai dasarnya, dinamakan ragam bahasa tulisan. Jadi dalam ragam bahasa lisan kita berurusan dengan lafal, dalam ragam bahasa tulisan kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan). Selain itu aspek tata bahasa dan kosa kata dalam kedua ragam tersebut memiliki hubungan yang erat. Ragam bahasa tulis yang unsur dasarnya  ragam bahasa lisan. Oleh karena itu sering timbul kesan antara ragam bahasa lisan dan tulisan itu sama. Padahal, kedua jenis ragam bahasa itu berkembang menjadi sistem bahasa yang memiliki sistem seperangkat kaidah yang berbeda satu dengan yang lainnya.


2.      Macam-macam Ragam Bahasa
Yaitu bisa dibagi 3 berdasarkan media,cara pandang penutur, dan topik pembicaraan.
1        . Ragam bahasa berdasarkan media
a.   Ragam bahasa Media (Lisan)
Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan kalimat. Namun hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan kalimat dan unsur-unsur didalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicara menjadi pendukung didalam memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan.
Pembicara lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicara lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa dituliskan, ragam bahasa itu tidak bisa disebut ragam bahasa tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya tidak  menunjukan cir-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan dengan tulisan,  ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis. Kedua ragam itu masing-masing adapun ciri dari keduanya:
Ciri-ciri ragam lisan:
·         Memerlukan orang kedua/teman bicara.
·         Tergantung kondisi, ruang, dan waktu.
·         Tidak harus memperhatikan gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
·         Berlangsung cepat
Contohnya; “Sudah saya baca buku itu”


b.      Ragam Tulis
Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulisan makna kalimat yang diungkapkan nya ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan unsur kalomat. Oleh karrena itu, penggunaan ragam baku tulis diperlukan kecermatan dan ketepatan dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk katadan struktur kalimat, serta kelengkapaan unsur-unsur bahasa di dalam struktur kalimat.
Ciri-ciri ragam tulis:
1.      Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara;
2.      Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu;
3.      Harus memperhatikan unsur gramatikal;
4.      Berlangsung lambat;
      5.      Selalu memakai alat bantu;
      6.      Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi;
      7.     Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan tanda baca.
           Contohnya: “Saya sudah membaca buku itu”.

Perbedaan antara ragam lisan dan tulisan (berdasarkan tata bahasa dan kosa kata ) :
Tata Bahasa :
a.       Ragam Bahasa lisan
1)      Nia sedang baca surat kabar.
2)      Ari mau nulis surat.
3)      Tapi kau tak boleh menolak lamaran itu.
b.      Ragam bahasa tulisan.
1)         Nia sedang membaca surat kabar.
2)         Ari mau menulis surat.
3)         Namun, engkau tidak boleh menolak lamaran itu.


Kosa kata :
a.       Ragam bahasa lisan
1)    Ariani bilang kalau kita harus belajar.
2)    Kita harus bikin karya tulis.
3)    Rasanya masih terlalu pagi buat saya, Pak
b.      Ragam bahasa tulisan
1)    Ariani mengatakan bahwa kita harus belajar.
2)    Kita harus membuat karya tulis.
3)    Rasanya masih telalu muda bagi saya, Pak.

2.      Ragam bahasa Indonesia dari cara pandang penutur.
Berdasarkan cara pandang penutur, ragam bahasa indonesia terdiri dari ragam dialek, ragam terpelajar, ragam resmi dan ragam tak resmi.
 Contoh:
Ragam dialek     : “Gue udah baca itu buku ”
Ragam terpelajar : “Saya sudah membaca buku itu”
Ragam resmi       : “Saya sudah mmbaca buku itu”
Ragam tak resmi  : “Saya sudah baca buku itu”

3.      Ragam bahasa Indonesia menurut topik pembicaraan.
Berdasarkan topik pembicaraan, ragam bahasa terdiri dari ragam bahasa ilmiah, ragam hukum, ragam bisnis, ragam agama, ragam sosial, ragam kedokteran dan ragam sastra.  
Ragam hukum     : Dia dihukum karena melakukan tindak pidana.
Ragam bisnis       : Setiap pembelian diatas nilai tertentu akan diberikan diskon.
Ragam sastra       : Cerita itu menggunakan Flashback.
Ragam kedokteran: Anak itu menderita penyakit kuorsior.



BAB III

PENUTUP

          i.          Kesimpulan
Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, orang yang dibicarakan, serta menurut media pembicaraan. Dalam konteks ini ragam bahasa meliputi bahasa lisan dan tulisan.
Pada ragam bahasa baku tulis diharapkan para penulis mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta menggunakan ejaan bahasa yang telah disempurnakan (EYD), sedangkan ragam bahasa lisan diharapkan para warga Indonesia mampu mengucapkan dan memakai bahasa dengan baik serta bertutur kata sopan sebagai pedoman yang ada.












DAFTAR PUSTAKA
Marucuy,macuy.2009.” Pengertian Ragam Bahasa dan Hal-Hal ”.http://macuy-              marucuy.blogspot.com.diakses pada Selasa ,4 Desember 2012 pukul 00.26 WIB.
Wahyu,Tri.” Ragam Bahasa “.Modul Bahasa Indonesia.