12/23/2014



Revisi
HISTORIOGRAFI INDONESIA: SARTONO KARRTODIRJO
Makalah ini disusun guna memenuh tugas Historiografi
DosenPengampu: Herawati









Oleh:
FitraFadhliPrilana 12120007
UswatunChasanah 12120058
Dwi Nanda NurAmalia 12120096

PROGRAM STUDI SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014


PENDAHULUAN
A.    LatarBelakang

Historiografi di Indonesia memiliki beberapa fase perkembangan yaitu tradisional, kolonial dan modern (nasionalisme). Fase tradisional terkenal dengan penulisan untuk raja-raja. Bersifat istana-sentris dan penulisannya merupakan “pesanan dari penguasa. Pada masa ini bisa diibaratkan sejarah milik penguasa atau orang besar. Sedangkan pada fase berikutnya yaitu masa colonial. Pada masa colonial, isi dari historiografinya adalah bangsa Indonesia sebagai objek. Seiring perkembangan zaman dan keilmuan maka datanglah babak baru berupa historiografi fase nasionalisme.
Historiografimasanasionalismemelahirkantokoh-tokohantaralainHuseinDjayadiningratdanSartonoKartodirjo. DalamkaryaHuseinDjayadiningrat, iamembahastentangsejarahBantennamunhistoriografinyamasihbersifatfilologis.SedangkankaryaSartonoKartodirjomempunyaikontribusidaambidangpendekatanilmu social.Salah satukaryaSartonoKartodirjoadalahPemberontakanPetaniBanten 1888.Di dalamnyaterdapataplikasiteoriataupemikirannyadalambentuktulisan.
PemberontakanPetaniBanten 1888 merupakankarya yang memberikansebuah “contoh” historiografidalamwarnabaru.Warnatersebutberupapendekatan, pembatasandaerahdanwaktu, lebih focus, dan lain-lain.Dari unsur-unsuritulah yang membuatpenyusuntertarikuntukmenelusuridanmembahaslebihjauh.
B.     RumusanMasalah
Berdasarkanlatarbelakangdiatasmakapenyusunmengajukanbeberaparumusanmasalahantara lain:
1. BagaimanakahbiografiSartonoKartodirjo?
2.  BagaimanakahbentukhistoriografiSartonoKartodirjodalamkaryaPemberontakan             PetaniBantenTahun 1888?
3. ApakelemahandarihistoriografiSartonoKartodirjo?


PEMBAHASAN

A.    BiografiSartonoKartodirjo
Sartono Kartodirjolahir di Wonogiri padatanggal 15 Februari 1921.Tahun 1956 iamenamatkanstudi di FakultasSastraUniversitas Indonesia. Selanjutnyaiamenamatkanpascasarjanadenganmemperolehgelar M.A dariUniversitas Yale, AmerikaSerikat. Program “doctor” dapatdiraihnya di Universitas Amsterdam (Belanda) denganmendapatpredikat cum laude.Disertasinyaberjudul“The Peasant Revolt of Banten 1888”merupakanbentukaplikasiteorikedalampraktekberbentuktulisan.
Pengalamandalammengajarcukupbanyak, dimulaidaritahun 1957 sebagaistafpengajar di FakultasdanSastraKebudayaanUniversitas Gajah Mada.Tahun 1964 diangkatsebagai Guru BesarSejarahpadaFakultasSastradanKebudayaanUniversitasGadjahMada.Kariernya pun melejit, terbuktipadatahun 1974 diangkatmenjadi Guru BesarLuarBiasadalamSejarahpadaFakultasSastraUniversitas Indonesia.
Dalamorganisasi, iamengikutibeberapaorganisasiantaralain  History Project Southeast Asian Studies Program, MasyarakatSejarah Indonesia, International Association of Historian of Asia dan lain-lain. Hampirseluruhkegiatannyadihabiskandalambidangpenelitiandankegiatanilmiah.Adapunkarya-karya yang diahasilkansebagaiberikutPerkembanganPeradabanPriyayi, Modern Indonesia: Tradition and Transformation, PemberontakanPetaniBanten 1888, dan lain-lain
B.     HistoriografiSartonoKartodirjodalamkaryaPemberontakanPetaniBanten 1888
Dari beberapakarya yang ada,PemberontakanPetaniBanten 1888dijadikansebagaiacuandasardalampembuatanmakalahininamuntidakmenafikanadanyasumber-sumber lain.  Jikaditelusuridalamkaryaini, Sartonomemberikanpendekatan multidimensional padahistoriografi. Pendekataninitidakhanyaterbataspadasejarahsaja.Karenasejarahmembutuhkanilmu social karenakeduanyasalingterhubungdanmemberikankontribusi.[1]
            Selainitu, dalamkaryainimemberikansebuahperspektifbarudalamhistoriografi di Indonesia karena di dalamnyaterdapatpenjelasandanperbandinganreferensigunamembedakankaryanyadengankarya-karyatokoh lain yang  berkaitan. Mungkinjikadirelasikandengansekarangdisebutkajianpustakadalamkaryailmiah.Pembahasantersebutdapatdilihatpada sub baborientasi-orientasihistoris yang ada. Didalamnyaterdapatpembahasantentangkarya-karya yang sudahadasebelumkaryanyaditerbitkandiimbangidengankritiknyaterhadapkarya-karyatersebut.Adanyahal yang berbedadalamhistoriografinyayaitusebuahpengambilansebab-sebab yang terjadisehinggasejarahbersifatmenguraikanbukanhanyasebuahdeskripsiperistiwa.
            Latarbelakangpenulisankaryainiyaitumengawalipenulisansejarah Indonesia tidakhanyamilikpenguasatetapi orang biasa pun mampumenjadipelakusejarah.SehinggaSartonomengangkattemagerakan social yaitupemberontakanpetani. Apabiladalampenulisansejarahresmi yang berpusatpada raja (raja-sentrisme) ataupadaperananpenguasaBelanda( Neerlando-sentrisme) peristiwasejenisitusamasekalitidakdisinggungdanpetanidianggapsebagainon factor. [2]Menurutsejarah colonial padaakhirabad ke-19 terciptalahPaxNeerlandica[3]namunjikadiperhatikanapa yang bergolak di bawahpermukaanituternyataterjadipergolakan yang terusmenerusdimanaterjadipergolakan di daerahpedesaan. GerakanprotespetaniBantendisebabkanadanyaaruskolonialisasi yang masuksepertikebijakan yang mengaturkepemilikantangah.Sehinggaterjadikonflikantara elite tradisionaldengan elite modern.Karena elite tradisionalmampumemobilisasimasyarakattradisional.Hal inidapatdiketahuibahwapenilaianmasyarakattradisionalterhadap colonial yaitunegatif.Makamerekamemilihuntukmelawandanikutpadabaris elite tradisional .
            Dalambukuinidijelaskanbahwapetani yang dimaksudbukanhanyapetani yang mencangkul di sawahnamuntermasuktuantanah. Pemuka-pemuka agama yang berprofesipetani pun menjadipemimpinnya.Jadianggota yang direkrutadalahpetanidanpenggeraknyaadalahtokohmasyarakatatau agama.Jadi, petanitidaktahuatausamar-samarmengertitujuanmerekamemberontak.[4]
C.    KelemahanHistoriografiSartonoKartodirjo.
DalamhistoriografiSartonoKartodirjo, penyusunmenemukankelemahannyayaitupengetahuansejarawantentangpendekatan multidimensional,belumtentu bias dipakaikarenakemampuansejarawantakbisadiambilsecara rata dalamsegikeilmuan.  Sehinggaperlupenguasaanilmu sosiallain untuk menunjang pendekatan tersebut.














PENUTUP
Kesimpulan
SartonoKartodirjolahir di Wonogiripadatanggal 15 Februari 1921.Tahun 1956 iamenamatkanstudi di FakultasSastraUniversitas Indonesia. Selanjutnyaiamenamatkanpascasarjanadenganmemperolehgelar M.A dariUniversitas Yale, AmerikaSerikat. Program “doctor” dapatdiraihnya di Universitas Amsterdam (Belanda) denganmendapatpredikat cum laude.Disertasinyaberjudul“The Peasant Revolt of Banten 1888”merupakanbentukaplikasiteorikedalampraktekberbentuktulisan. Pengalamandalammengajarcukupbanyak, dimulaidaritahun 1957 sebagaistafpengajar di FakultasdanSastraKebudayaanUniversitas Gajah Mada.Tahun 1964 diangkatsebagai Guru BesarSejarahpadaFakultasSastradanKebudayaanUniversitasGadjahMada.Kariernya pun melejit, terbuktipadatahun 1974 diangkatmenjadi Guru BesarLuarBiasadalamSejarahpadaFakultasSastraUniversitas Indonesia.
Historiografi yaitu pendekatan multidimensional. Dalam pendekatan ini menggunakan ilmu sosial. Ilmu tersebut antara lain sosiologi, antropologi, dan lain-lain. Selain itu, pembahasan jauh lebih fokus dengan adanya batasan-batasan  masalah. Selain itu terdapat faktor-faktor terjadinya peristiwa tersebut. Historiografinya bersifat kritis. Karena ia bersifat menguraikan bukan hanya menceritakan.
Dari historiografi yang disebutkan diatas tentu memiliki kekurangan. Kekurangan yang berhasil penyusun temukan yaitu adanya kesulitan dalam pendekatan multidimensional. Karena pendekatan ini membutuhkan pengetahuan yang diperlukan yaitu ilmu sosial.



[1]TediPermadi, PendekatanIlmuSosialDalamMetodologiSejarah ( KaryaSartonoKartodirjo)”, dalamResume Buku, Program StudiBahasadanSastra Indonesia.FakultasPendidikanBahasadanSeni.UniversitasPendidikan Indonesia, hlm 5
[2]SartonoKartodirjo, Kebudayaan Pembangunan dalamPerspektifSejarah. 1994.(GadjahMada University Press:Yogyakarta). Hlm 150
[3]PaxNeerlandicamengacukepadaperiodekekuasaan colonial Belanda di Indonesia dimanaketentramandanketertibanharusditegakkan di seluruh Nusantara; apa yang dinamakanpasifikasi di banyakdaerah di luarJawa (Outer Provinces) ketikaitusudahberakhir. ( SartonoKartodirjo, PemberontakanPetaniBanten 1888, 1984, ( PT. DuniaPustaka Jaya, Jakarta).
[4]SartonoKartodirjo, PemberontakanPetaniBanten ….hlm 14.


No comments:

Post a Comment